Wayang Kreasi Berorientasi Sejarah dan Budaya Lampung Manggung dalam Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi di LLDIKTI II

Facebook
Twitter
Linkedin
WhatsApp

Mahasiswa PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung menampilkan pertunjukan Wayang Kreasi Berorientasi Budaya Lampung dengan judul “Perlawanan Radin Intan II” pada pembukaan Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi di LLDIKTI Wilayah 2 dan rapat Koordinasi Kepala LLDIKTI Seluruh Indonesia. Dalam acara bertajuk “Kolaborasi dan Inovasi untuk Meningkatkan Mutu dan Daya Saing Global” yang digelar di Ballroom Novotel Hotel Lampung pada 5 s.d. 8 September 2024, Wayang Kreasi Lampung serta jenis kreativitas seni yang lain, seperti Tari Sigeh Penguten, Tari Melinting, dan lagu daerah dengan iringan alat musik cetik menghibur para Kepala LLDIKTI 1-17 dan Pimpinan Perguruan Tinggi beserta tamu undangan yang hadir.

Pagelaran wayang kulit yang ditampilkan adalah hasil kreasi inovasi pertunjukan wayang berorientasi budaya Lampung sebagai sumber belajar apresiasi sastra dan penguatan karakter bangsa. Dengan menginternalisasikan kesan dan pesan dari cerita yang diangkat, nilai-nilai yang terkandung dalam wayang dapat dijadikan sebagai media pendidikan moral untuk mencapai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang multietnis. Oleh karena itu, wayang dinilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia.

Dalam upaya memperluas penyebaran budaya, banyak cerita wayang yang dituturkan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan begitu, cerita wayang lebih leluasa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pelestarian budaya dan pengembangan karakter. Jadi, tidak salah jika wayang kreasi baru dengan menghadirkan ciri lokalitas Lampung turut diangkat untuk memperkaya khasanah budaya di Indonesia. Nilai-nilai kepahlawanan Radin Intan II melalui pertunjukan wayang kreasi inilah yang coba diimplementasikan sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat kebangsaan serta untuk memahami perjuangan rakyat Lampung dalam mengusir penjajah dari Tanah Lada.

Pertunjukan wayang kulit ini melibatkan 67 pemain, meliputi dalang (narator), pelaku (dialog), iringan musik, penyanyi, dan penari yang seluruhnya diperankan mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung. Kolaborasi seni yang mempertunjukkan wayang kulit sebagai media utama dengan mozaik drama dan teater, dibumbui dengan Tari Sigeh Penguten dari Tari Melinting. Selain itu, iringan wayang menggunakan alat musik tradisional Lampung, yaitu Gamelan Talo Balak dan Gamolan Pekhing (cetik). Dalam kesempatan tersebut, Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung, Dr. Wayan Satria Jaya, M.Si. menanggapi secara positif peran serta mahasiswa dalam dinamika pendidikan serta pewarisan budaya. Beliau pun turut berbangga karya para civitas akademika kampus yang dipimpinnya diberi kepercayaan untuk mengisi acara dalam kegiatan tersebut. Tak lupa, Dr. Wayan Satria Jaya, M.Si. mengucapkan terimakasih kepada Kepala LLDIKTI Wilayah II, Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc. yang telah memberi kesempatan mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung untuk turut mempertontonkan kreativitasnya.

Redaktur AW

× Kirim pesan